Yang Populer.....

손님^^

Kamis, 25 Agustus 2011

Fan Fiction (Fanfic) - The Guy Next Door *Part 3*

Tiga hari sudah berlalu sejak L.Joe terakhir kali bertemu dengan Sarah dikelasnya untuk mengembalikan sapu tangannya yang tertinggal di rumah L.Joe. kini Sarah dan Nara sedang berada di sebuah kafe langganan mereka yang jaraknya tidak jauh dari sekolah.
            Sarah dipaksa Nara untuk meceritakan awal Sarah mengenal L.Joe sunbae dan mengapa sapu tangan Sarah bisa ada di tangan sunbae-nya tersebut.
            “Jadi L.Joe sunbae nolongin kamu?”
            Sarah mengangguk.
            “Kamu sempat pingsan dirumah dia?”
            Sarah kembali mengangguk.
            “Dia nganterin kamu sampai kerumah kamu?”        
            Sarah mengangguk untuk ketiga kalinya.
            “Astaga Sarah! Gak bisa dipercaya. Orang se-keren, se-cool dan se-tenar L.Joe sunbae mau melakukan hal kayak begini untuk kamu?” Nara geleng-geleng kepala.
            “Tapi masih ada satu lagi yang belum aku ceritain ke kamu Nar.”
            Nara mendekatkan tubuhnya kearah Sarah, “Apa?”
            Sarah mencondongkan tubuhnya kearah Nara sambil menatap ke kanan-kiri, “Tapi kamu janji gak akan bilang siapa-siapa ya?”
            Nara mengangguk.
            “Setelah aku diatar pulang sama L.Joe sunbae aku...”
            “Apa? Apa?” Tanya Nara penasaran.
            “Tapi kamu harus janji untuk gak bilang ke siapapun dan untuk gak ngetawain aku.”
            “Iya aku janji!” Nara semakin mencondongkan tubuhnya, “Apa? Kasih tau dong!”
            “Aku... Aku... “Sarah menarik nafas panjang, “Aku... Dicum Youngmin.” Bisiknya.
            Nara terdiam sedetik kemudian berteriak, “APA!? DICIUM SIAPA!?”
            “Ssstttttt.....” Sarah memberikan isyarat untuk diam, “kamu mau semua orang tau ya?”
            Nara menenangkan dirinya, “Maaf Sar, aku gak nyangka aja.”
            “Kamu aja gak nyangka apalagi aku.” Sarah mendengus, “Aku rasanya pengen nampar dia sekarang.”
            Sarah terdiam. Ia kembli mengingat-ngingat kejadian jum’at malam saat Youngmin menciumnya. Ia benar-benar menyesal tidak menampar Youngmin malam itu. Kekagetannya membuat seluruh sistem sarah di tubuhnya lumpuh dan tidak bisa melakukan apapun.
            “Sar kamu habis ini mau kemana?” Tanya Nara memecah kesunyian.
            “Ke toko buku. Kamu mau ikut?”
            Nara berfikir, “Gak deh, aku ngantuk mau cepat-cepat pulang terus tidur.”
            Mereka berdua kemudian berpisah. Sarah ke toko buku sementara Nara pulang ke rumahnya. Saat sedang memilih-milih komik di toko buku, tiba-tiba saja bahu Sarah disentuh seseorang.
            “Sarah.” Panggil orang dibelakang Sarah.
            Sarah membalikkan badannya dan ia menemukan orang yang benar-benar sangat ia ingin temui saat ini.
            “L.JOE SUNBAE!!” Sarah berteriak
            “Ssssstttt....” L.Joe memberikan isyarat kepada Sarah untuk tidak berteriak. “Kamu sanang banget ya ketemu aku?” Tanya L.Joe sambil tersenyum menggoda.
            Tanpa disadarinya, wajah Sarah memerah akibat tebakan L.Joe yang tepat sasaran. “E... E... Enggak kok sunbae.”
            L.Joe tersenyum, “Tapi wajah kamu merah, berarti tandanya ‘iya’ kan?”
            Sarah membalikkan tubuhnnya. ‘Astaga! Kenapa L.Joe sunbae bisa tahu sih?’
            “Sar...” Panggil L.Joe.
            Sarah berbalik, “Eh... Iya.”
            “Kamu disini nyari buku apa?” Tanya L.Joe sambil melihat-lihat komik yang sedang dipegang Sarah. “Goong?”
            “Ah... Ini... Ini...”
            “Kamu masih baca itu? Kan ada dramanya?”           
            Sarah menggark-garuk kepalanya, “Iya sih, tapi... tapi... lagi ingin baca aja.” Ia menggigit bibirnya, “kalo sunbae kenapa disini?”
            “Aku lagi nyari bahan tugas terus tau-tau ketemu kamu.” L.Joe menatap Sarah, “Ngeliat kamu aku jadi lapar nih!”
            Sarah membalas tatapan mata L.Joe, “APA!?”
            L.Joe tertawa. “Makan yuk.”
            L.Joe membawa Sarah ke salah satu restoran yang sangat ia kenal dan sukai. Restoran tersebut benar-benar membawa kenangan tersendiri untuk Sarah disaat-saat ia masih duduk di bangku SMP.
            L.Joe menatap Sarah, “Kamu kenapa? Gak suka makan disini?”
            Sarah masih menggeleng. Matanya menerawang sudut-sudut restoran tersebut. Sudah lama ia tidak makan di tempat yang penuh kenangan ini.
            “Kamu kenapa? Kok melamun?” Tanya L.Joe begitu dilihatnya Sarah sedang melamun didepannya.
            “Enggak kok... Gak kenapa-kenapa.”
            “Mau makan apa?” L.Joe memberikan daftar menu kepada Sarah.
            “Emmm... Aku gak lapar jadi aku es jeruk aja deh.”
            L.Joe mengangguk dan langsung memanggil pelayan yang sejak tadi memperhatikan mereka. Ia memesan beberapa makanan dan tidak ketinggalan es jeruk pesanan Sarah.
            Tanpa disadari Sarah rupanya sejak tadi pelayan tersebut sedang memperhatikannya.
            “Ini, Sarah ya? Yang dulu sering kesini bareng Youngmin yang sekarang jadi artis itu.” Tegur pelayan tersebut sambil tersenyum kepada Sarah.
            “Ah, I... I... Iya.”
            Pelayan itu tertawa, “Udah besar ya sekarang. Dulu waktu kelian masih kecil imut-imut banget loh, apalagi Youngmin, makanya saya gak kaget bergitu Youngmin jadi artis kayak sekarang.”
            L.Joe memperhatikan Sarah yang sedang tersenyum sambil sesekali menjawab pertanyaan si pelayan restoran. Ketika dirinya sadar bahwa sedang diperhatikan L.Joe, Sarah langsung membalikkan muka.
            “Ngomong-ngomong Youngmin mana? Saya padahal mau minta tanda-tangan nih.” Pandangan pelayan itu kemudian menuju ke arah L.Joe, “Oh... Youngmin pasti sibuk! Yang ini juga ganteng kok.”
            “Iya dong saya memang gak kalah ganteng dari Youngmin.” Ucap L.Joe dengan percaya diri.
            “Kalau begitu saya pergi dulu, mau mengantarkan pesanan kalian ke meja chef.”
            Begitu pelayan itu pergi L.Joe kembali menatap Sarah yang sekarang wajahnya sedang bersemu merah.
            “Aku jadi ngerti kenapa dari tadi kamu bengong terus.” Ucap L.Joe pelan.
            Sarah menatap L.Joe.
            “aku juga jadi paham bagaimana hubungan kamu dan Youngmin selama ini.”
            Sarah menatap L.Joe. Panik.
            “Aku juga tau kalau sekarang kamu pasti kangen sama dia.”
            Sarah menatap L.Joe. Panik. Bukan karena ia takut L.Joe akan menjauhinya tapi ia merasa peta harta karun yang sudah ia gali dalam-dalam dan ia simpan di dalam goa tergelap agar orang tidak bisa mengetahui isinya ternyata dapat dibongkar dalam sekejap oleh sunbae-nya sendiri.
            Ia memang mengakui bahwa dirinya amat merindukan Youngmin yang sejak beberapa hari yang lalu masih membangukannya tidur, mengantarkannya ke sekolah dan bahkan menciumnnya! Sejak saat itu ia merasa Youngmin terlah merendahkan harga dirinya sebagai wanita, namun perkiraannya salah, ia tidak marah dengan L.Joe dan bahkan MERINDUKANNYA!!
            Melihat wajah Sarah yang panik L.Joe berusaha mencaikan suasana, “Oh iya aku sudah tau siapa yang ngunciin kamu dan nyiram kamu di WC.”
            Mata sarah terbelak. Itu adalah hal yang paling ditunggu-tunggunya. Ia sangat penasaran dengan orang-orang yang telah membuatnya celaka tersebut.
            “Siapa?” Tanya Sarah semangat.
            “Lebih baik kamu gak usah tau.” Jawab L.Joe singkat.
            “Kenapa?”
            “Dia satu angkatan dengan aku dan dia benar-benar orang yang merepotkan.” L.Joe menghela nafas. “Aku yakin kamu akan lebih tenang kalau kamu gak terlibat masalah lagi dengannya.”
            Sarah menundukkan kepalanya. Ia merasa perkataan L.Joe ada benarnya juga. Tidak mengetahui siapa orang itu mungkin adalah jalan terbaik baginya.
            Makanan yang mereka pesan sudah datang. Sarah kaget begitu melihat banyaknya makanan yang tersedia dihadapannya. Perutnya yang kenyang terasa mual.
            “Sunbae mau makan ini semua?” Tanya Sarah, kaget.
            “Iya.” L.Joe tersenyum, “Aku Cuma lihat kamu aja lapar apalagi harus makan sama kamu, aku harus punya asupan nutrisi yang berlebih biar kenyang.”
            L.joe tertawa di tengah-tengah Sarah yang masih takjub melihatnya.

to be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar