Yang Populer.....

손님^^

Jumat, 19 Agustus 2011

Fan Fiction (Fanfic) - The Guy Next Door *Part 2*


Sarah mengerjap-ngerjapkan matanya. Kepalanya terasa berat seperti mau pecah. Tubuhnya lemas dan ia merasakan dingin padi kakinya. Ia melihat ke sekelilingnya. Awalnya ia mengira bahwa itu kamarnya namun setelah dipandanginya dengan seksama, ternyata kamar itu benar-benar berbeda dari kamarnya. Sarah memandangi pakaiannya, ternyata ia sudah tidak berseragam lagi. Kaus putih dan celana panjang biru yang kebesaran melekat pada tubuh mungilnya. Ia mencoba memikirkan kejadian kemarin namun kepalanya sepertinya masih belum siap untuk bekerja.
            Tiba-tiba pintu kamar tersebut terbuka. seseorang yang sangat familiar muncul dengan membawakan nampan berisi susu dan roti yang sudah diberi selai.
            “Loh, udah bangun?” Tanya orang itu.
            Sarah menatap lekat-lekat orang yang familiar itu, “L.Joe... sunbae?” Tanyanya.
            “Ah, kamu kenal aku?” Tanyanya. “Iya aku L.Joe, kamu siapa? Kenapa kemarin sore kamu bisa terkunci di dalam WC?”
            “Aku...” Sarah memegangi kepalanya yang mulai sakit. “Aku... Sarah kelas 1.”
            L.Joe manggut-manggut, “Ini dimakan dulu, aku yakin kamu pasti lapar.”
            Sarah tersenyum lalu mengambil selembar roti yang disodorkan L.Joe kepadanya. Sarah memakannya dan dapt dirasakannya perutnya seperti kegirangan karena akhirnya mendapatkan asupan makanan.
            “Kenapa aku bisa sama sunbae disini?” Tanya Sarah kemudian yang memecahkan keheningan diantara mereka.
            “Aku yang ngeluarin kamu waktu kamu terkunci di WC kemarin.” Jawab L.Joe.
            Sarah kembali mecoba memikirkan kejadian kemarin, “Terkunci di... Ah....” Tiba-tiba ingatannya kembali. “Astaga, makasih sunbae, aku gak tau kalau gak ditolong sunbae akan jadi apa aku disana.”
            L.Joe tersenyum. “Oh iya, sebelum kamu nanya aku akan kasih tau...” L.Joe kemudian memasang tampang geli. “Yang gantiin baju kamu itu bukan aku tapi pembantu aku jadi nanti  jangan teriak-teriak dan nuduh aku yang enggak-enggak ya.”
            Sarah menatap pakaiannya kemudian tersenyum dan mereka kemudian tersenyum bersama.

@@@

Malam itu Sarah baru turun dari mobil L.Joe yang mengantarnya sampai ke rumah ketika dilihatnya Youngmin duduk di teras rumahnya sambil membaca koran.
            “Abis dari mana aja kamu? Kenapa handphone kamu mati?” Tanya Youngmin dengan raut wajah marah begitu dilihatnya Sarah baru pulang di malam hari.
            Sarah hanya terdiam. Ia masih kesal dengan apa yang terjadi sore ini dan ia beranggapan bahwa semua ini adalah kesalahn Youngmin.
            “Itu siapa yang nganterin kamu?!” Tanya Youngmin sekali lagi namun dengan nada yang lebih tinggi.
            “Kamu gak perlu tau.” Jawab Sarah akhirnya. Ia kemudian mengambil kunci rumah yang ada di dalam tasnya namun saat ia berusaha untuk membuka pintunya ternyata pintu tersebut sudah terbuka. ‘Pasti Yongmin! Dia pasti dapet kunci rumah dari papa-mama.’ Tebak sarah dalam hati.
            Dengan kesal didobraknya pintu tersebut dan bergegas naik ke atas. Namun di depan tangga tangan Sarah ditarik seseorang dari belakang.
            Sarah berusaha melepaskan cengkraman tangan Youngmin tanpa berbicara. Ia sangat lelah hari ini dan enggang untuk berdebat dengan Youngmin. Namun kekuatan cengkraman Youngmin yang sedang marah benar-benar kuat sampai membuat pergelangan tangan Sarah memerah.
            “Aawww... Sakit tau gak sih?”
            “Kamu harus jelasin siapa orang yang nganterin kamu tadi dan kenapa kamu bisa baru pulang jam... sebelas malam!?” Teriak Youngmin masih dengan nada yaang tinggi.
            “Dia teman aku!” Jawab Sarah dengan nada yang tidak kalah tinggi.
            “Teman siapa?” Teriak Youngmin lagi. “Aku sudah coba telpon semua teman kamu tapi mereka bilang kamu gak sama mereka!”
            “Aku pergi sama teman yang gak kamu kenal!”
            “SIAPA!? TEMAN SIAPA!?” Suara Youngmin kini benar-benar sangat tinggi dan keras sampai-sampai Sarah ketakutan melihatnya.
            “Itu... Aku...” Sarah menjawab tergagap. Ketakutan.
            Tak ama kemudian Sarah menintikkan air mata. Bukan hanya setetes-dua tetes namun banyak sampai membuat amarah Youngmin meredam.
            Youngmin melepaskan cengkramannya, “Sar... Aku... Minta maaf, okay? Aku gak tau.... Ahhh!” Youngmin memegangi kepalanya. Ia benar-benar sangat bingung sekarang. Melihat Sarah menagis benar-benar membuat dirinya sangat shock dan marah kepada dirinya sendiri.
            “Soalnya... Aku... Aku... khawatir banget!” Ucap Youngmin pelan namun masih bisa di dengar oleh Sarah
            Sarah menatap Youngmin dan ia dapat dengan jelas melihat setitik air mata keluat dari matanya. Ia panik melihat Youngmin yang sekarang namun ia juga bingung harus berbuat apa. Tiba-tiba saja dirasakannya tangannya ditarik dan dalam sekejap tubuhnya sudah ada dalam pelukan Youngmin.
            “Youngmin... Apa-apaan... Sih!?” Sarah berusaha sekuat tenaga memisahkan diri dari Youngmin namun pelukan Youngmin sangat kuat bahkan sampai membuatnya sulit bernafas.
            “Aku sayang kamu Sar.” Bisik Youngmin pelan namun masih dapat terdengar jelas di telinga Sarah.
            Setelah itu semua terjadi benar-benar diluar kendali Sarah. Tanpa ia sadari, bibir Youngmin telah menyentuh bibirnya dan dalam beberapa saat ia dapat merasakan rasa manis dalam bibir Youngmin.
            Setelah selesai membuat Sarah shock dengan cara menciumnya, Youngmin pergi meninggalkan Sarah dalam keadaan yang bingung. Walaupun masih dalam keadaan shock, Sarah dapat melihat jelas wajah putih Youngmin yang memerah saat meninggalkannya.
            Kini Sarah sendirian dan kebingungan. Sikap Youngmin yang marah padanya namun tiba-tiba menciumnya membuatnya bingung. Semalaman ia tidak bisa tidur akibat memikirkan kejadian ciuman itu.
            “Youngmin mencium aku? Apa artinya dia suka aku?” Sarah bertanya pada dirinya sendiri dengan suara yang pelan.

@@@

Sarah tidak menyangka bahwa sabtu pagi itu Youngmin berani kerumahnya bahkan masuk ke kamarnya tanpa izin seperti biasanya setelah kejadian kemarin malam yang benar-benar membuat Sarah shock sampai tidak bisa tidur.
            “Sar, aku mau ngomong.” Kata Youngmin yang tiba-tiba muncul di kamar Sarah saat Sarah sedang asik mengerjakan PR Biologinya.
            “Astaga Youngmin!!” Sarah terkaget begitu melihat Youngmin tiba-tiba muncul di kamarnya. “Kamu gak tau adat ketuk pintu sebelum masuk ya?”
            Youngmin hanya diam menatap sarah dengan tatapan sejuta arti yang membuat Sarah takut melihat matanya dan memalingkan wajah kembali ke PR Biologinya.
            “Sar aku mau ngomong.” Youngmin mengulang perkataannya.
            “Ngomong aja.” Ucap Sarah kalem tanpa berusaha melihat kearah Youngmin.
            Youngmin menghampiri Sarah ke meja belajarnya, “Sar, aku... Minta maaf.”
            Sarah masih diam dan terus mengerjakan PR Biologinya.
            “Aku minta maaf... Aku benar-benar merasa bersalah atas kejadian kemarin, dan... Aku benar-benar gak tau harus bagaimana lagi,” Youngmin menghembuskan nafas. “Aku benar-benar minta maaf.”
            Sarah membalikkan badannya. Tanpa sengaja matanya bertemu dengan mata Youngmin. Dengan cepat ia mengarahkan matanya kebawah.
            “Kamu gak perlu minta maaf.” Ucap Sarah pelan.
            “Tapi... Kemarin itu... Aku benar-benar...”
            “Udahlah, kita lupain aja kejadian kemarin.” Ucap Sarah dengan nada kesal. Ia sendiri bingung mengapa nada suaranya bisa jadi seperti itu.
            Youngmin terdiam. Wajahnya mengatakan bahwa ia ingin berbicara sesuatu namun mulutnya tertutup rapat dan tidak membiarkan sepatah katapun keluar.
            “Kamu udah selesai ngomong kan? Aku harus ngerjain PR nih.” Sarah masih menggunakan nada sebalnya yang bahkan sekarang terdengar lebih sinis.
            “Oh... Okay.” Youngmin pergi dari kamar Sarah namun belum sempat dirinya melewati pintu kamar Sarah, ia mendengar sesuatu, “Hari senin aku gak bareng kamu. Aku mau naik bus aja.”

@@@

“Astaga Sarah! Kamu naik bis?” Jang-Nara, teman sebangku Sarah tiba-tiba berteriak begitu dilihatnya Sarah masuk ke kelas.
            Sarah menatap aneh Nara, “Iya, emangnya kenapa?”
            Nara hanya geleng-geleng kepala, “Cuma ngerasa aneh aja.” Ia kemudian mengluarkan buku Biologinya. Sekarang hari senin dan Biologi pelajaran pertama, udah gitu ada PR, aku nyontek dong.”
            Kebiasaan! Sarah menatap Nara dengan tampang pura-pura kesal. “Tuh ambil di tas bukunya.” Sarah menunjuk tas yang ada di atas mejanya dengan bibirnya.
            “Ah, Sarah memang baik.” Nara mengambil buku Sarah dengan riang. “Oh iya Sar, waktu hari Sabtu si Youngmin nelponin aku loh, dia nyariin kamu.”
            “Oh.” Sarah tidak tertarik.
            “Aku udah coba hubungi kamu tapi gak bisa, kamu ganti nomor ya?”
            “Gak kok, handphone aku rusak.”
            “Oh kirain... Eh, kemarin kenapa si Youngmin.....”
            Perkataan Nara terhenti saat dilihatnya seseorang yang sangat terkenal di sekolahnya ada di depan pintu kelasnya. Seorang cowok tinggi berambut merah kecoklatan keriting, berbibir merah seperti apel dan bermata hitam nan menyejukkan.
            “Sar lihat! Itu kan... L.Joe Sunbae!!!” Nara Menyodok lengan Sarah.
            “Hah!? Mana...”
            Sarah terkesima. Cowok yang hari jum’at telah banyak membantunya kini berada di depannya.
            “Astaga, itu L.Joe Sunbae yang terkenal itu! Ngapain ya dia kesini... Loh dia kearah sini Sar, Loh.. Kok... Astaga!!”
            L.Joe kini tepat berada di depan Sarah. Sarah yang masih terkejut hanya terdiam, tidak mampu berkata-kata. Disekeliling mereka anak-anak yang lain sibuk bergosip ria dan di sebelah Sarah Nara sedang terbengong-bengong sampai ia lupa bahwa ia telah  menekan pulpennya terlalu lama sehingga tintanya berceceran di buku tulis Biologinya.
            “Hai, Sarah.” L.Joe memulai percakapan.
            “A... A... L.Joe... Sunbae...” Sarah mebelan ludah, “Ada... Apa?”
            L.Joe tersenyum, “Aku mau mengembalikan... Ini.” L.Joe memnyerahkan sapu tangan teddy bear kesayangan Sarah yang telah dilupakannya selama beberapa hari ini.
            “Astaga, aku aja lupa kalau sapu tangan ini ada di sunbae.” Sarah memperhatikan sapu tangannya lalu menatap L.Joe sambil tersenyum. “Makasih sunbae!”
            “Gak masalah.” L.Joe mengacak-ngacak rambut Sarah. “Aku balik ke kelas ya.”
            Masih dengan rambut yang acak-acakan akibat ulah L.Joe, Sarah menatap kepergian sunbae-nya itu dengan tatapan seribu arti. Nara bahkan kaget begitu melihat Sarah masih memandang keluar pintu kelas mereka disaan L.Joe sudah pergi cukup lama.
            “Sarah... Sarah!” Nara memanggil Sarah.
            “Ah, Iya... Apa?”
            “Kamu... kenal L.Joe sunbae?”
            Sarah hanya meringis.
            Nara melemparkan buku catatan biologinya ke wajah Sarah.
            ”Jahat! Kamu gak bilang-bilang aku.”
            “Ceritanya panjang! Kapan-kapan deh aku ceritain.”

to be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar