Yang Populer.....

손님^^

Kamis, 29 September 2011

Fan Fiction (Fanfic) - The Guy Next Door *Last Part*

“Kamu masih gak inget kemarin pulang sama siapa?”
            Pertanyaan itu langsung keluar dari mulut Nara ketika ditengah-tengah jam istirhat pertama Sarah menceritakan kejadian kemarin malam.
            “Gak tahu juga sih, tapi mungkin yang ngater aku Kwangmin. Habis dia kan memang janji akan mengantar aku pulang.”
            Nara gelng-geleng Kepala.
            “Lalu gimana caranya kamu bisa masuk rumah?”
            Ganti Sarah yang menggeleng. “Gak tahu. Yang pasti setelah bangun tadi pagi kunci rumah punyaku sudah nempel di gagang pintu, jadi mungkin tadi malam aku sadar kemudian membuka pintu sendiri.”
            Nara benar-benar takjub menatap Sarah. Ia kaget sampai hampir mati saat Sarah bercerita bahwa dirinya sama sekali tidak ingat cara ia pulang sehabis dari tempat perkumpulan cowok-cowok yang belum ia kenal dekat kemarin malam.
            “Lagipula gak mungkin lah Kwangmin ngapa-ngapain aku.” Kata Sarah akhirnya.
            Sarah kembali melanjutkan aktifitas baca komiknya dengan tenang tanpa ada rasa was-was atau takut sama sekali, sementara Nara yang mendengar hal itu sangat khawatir dengannya.
            “Oh! ngomong-ngomong gimana kabar konser tunggalnya Boyfriend minggu depan?,” Nara melanjutkan, “Bakal lancar kan?”
            Sarah mengangkat bahunya, pertanda bahwa ia tidak tahu dan tidak tertarik sams sekali.
            “Aku dapat tiketnya loh,” Nara mengeluarkan dua lembar kertas dari dalam tasnya. “Jeng jreenngg.... dua tiket konser BOYFRIEND kelas VIP.”
            Sarah tercengang menatap kedua tiket yang ada di tangan kanan Nara.
            “Dapat dari mana? Bukannya sudah habis?” Tanya Sarah.
            Nara menggeleng pelan. “Dikasih Om ku, ternyata temen deketnya dia itu bagian ticketing konser ini jadi aku bisa dapetin tiket super mahal ini secara gratis!!”
            “Ck Ck Ck.... Beruntungnya,” Sarah mengambil tiket dari tangan kanan Nara. “Terus kamu mau nonton sama siapa?”
            Dengan pasti Nara menunjuk Sarah yang langsung dibalas dengan tatapan aneh oleh Sarah.
            “Aku? Nemenin kamu.... Nonton BOYFRIEND?”
            Nara mengangguk.
            “GAK AKAN!!!”

@@@

Sarah keluar dari kamarnya tepat pukul duabelas lewat lima menit. Pakaiannya terkesan rapih walaupun sebenarnya Sarah sudah berusaha berdandan sejelek mungkin. Di ruang keluarga rumahnya, Nara sedang sibuk menonton televisi sambil menyantap kue yang ada di meja. Gaya Nara benar-benar berbeda 180o dengan Sarah. Celana pendek berwarna hitam, kaos putih ketat yang di dobel dengan rompi hitam, dan sepatu putih yang Sarah mirip dengan sepatu basket. Di sebelahnya juga terdapat papan berukuran 20x50 cm yang bertuliskan; ‘Minwoo Saranghaeyo’ dengan tulisan berwarna pink.
            “Kamu mau begitu aja Sar? Cuma pake jins sama kemeja putih?” Tanya Nara saat melihat Sarah turun dari kamarnya ke lantai 1 tepatnya ke ruang keluarga.
            “Iyalah, masih bagus aku mau temenin kamu.”
            Sebenarnya sudah satu minggu ini, sejak kejadian Nara memperlihatkan tiket konser BOYFRIEND nya, Sarah berusaha berkali-kali menolak ajakan Nara untk datang ke konser tersebut. Bukan hanya karena ia malas bertemu Youngmin namun ia juga tahu bahwa tiket yang Nara punya adalah tiket VIP yang jaraknya sangat dekat dengan panggung, yang kemungkinan Youngmin dapat melihatnya. Lagipula sebelum Nara memperlihatkan tiket VIP nya pun, Youngmin sudah berkali-kali kerumahnya dan meminta Sarah untuk melihat konsernya bersama teman-teman satu grupnya tersebut, tapi selalu ditolak Sarah dengan beribu alasan dan berribu nada jutek hingga marah sehingga membuat Youngmin akhirnya menyeraah mengajaknya. Namun, bukan Nara  namanya kalau ditolak langsung menyerah.  Selama seminggu ini ia melakukan apapun yang bisa ia lakukan untuk melunakkan hati sarah yang tidak mau menemaninya ke konser BOYFRIEND.
            Walau awalnya Nara sempat kewalahan membujuk Sarah untuk ikut, namun akhirnya ia berhasil mengajak Sarah. Sarah yang merasa menjadi korban dari Nara hanya dapat pasrah dan mengikuti keinginan teman-terdekatnya itu saja.
            “Ayo, cepetan Sar!” Teriak Nara saat sampai di tempat konser dan Sarah masih belum turun dari mobil.
            “Aku malas ah, kamu nonton sendiri aja deh.”
            Nara langsung manyun begitu mendengar perkataan Sarah. “Masa kamu tega biarin teman terbaik kamu nonton sendirian?”
            ”Habisnya....”
            “Apa?” Tanya Nara menantang.
            “Aku malas ketemu Youngmin. Apalagi tiket kamu VIP jadi pasti dekat banget sama panggung dan aku yakin Youngmin bisa melihat aku.” Sarah meremas tangannya. “Pokoknya aku malas deh.”
            Nara menatap Sarah sambil cemberut. Tanpa asa-basi, Nara meninggalkan Sarah dan langsung masuk ke gedung tempat konser BOYFRIEND. Sarah kaget begitu melihat tingkah aneh Nara, belum pernah selama ini ia meninggalkannya tanpa sepatah katapun ketika sedang terlibat pembicaraan serius sepeti tadi. Tanpa pikir panjang, Sarah segera turun dari mobil dan mengejar Nara.
            “Naraaaa... Tungguuuu....” Teriak Sarah. “Naraaa.....”
            Nara yang sadar namanya berkali-kali dipanggil, berhenti berjalan dan mengahdap ke belakang.
            “Apa lagi? Kamu tadi katanya gak mau nemenin aku kan?” Tanyanya ketus.
            Dengan cepat Sarah berusaha merubah keadaan lalu tersenyum pada Nara.
            “Ayo kita masuk, sebentar lagi konsernya mulai.” Ucap Sarah sambil menarik tangan Nara untuk masuk.
            Sudah satu jam berlalu sejak dimulainya konser BOYFRIEND tersebut namun belum menunjukkan ada tanda-tanda konser ini akan berakhir. Selama satu jam ini Sarah berusaha untuk menyembunyikan wajahnya agar tidak begitu terlihat dari panggung. Jaraknya dari panggung hanya sekitar 10 meter dan menurutnya seluruh member BOYFRIEND dapat saja melihatnya jika ia tidak pandai-pandai menyembunyakan wajahnya dibalik punggung penonton yang lain.
            “Ini konser berapa lama lagi selesainya?” Tanya Sarah pada Nara dengan berteriak. Ia yakin walau berteriakpun pasti suaranya tidak begitu terdengar jelas oleh Nara karena sepertinya Nara bingung menjawab pertanyaan Sarah.
            “Kamu tanya apa?” Teriak Nara kepada Sarah.
            Merasa lelah, akhirnya Sarah mengeluarkan handphone nya dan menuliskan pertanyaannya padal pesan singkat di handphone tersebut dan menyurh Nara membacanya.
            “Masih lama Sar, maih sekitar dua jam lagi.” Teriak Nara lagi lalu ia kembali memfokuskan matanya kearah panggung.
            Melihat Nara yang sangat sibuk menonton BOYFRIEND, Sarah juga jadi ikut memfokuskan matanya ke arah panggung. Tiba-tiba, saat matanya menuju ke arah Youngmin, tatapan mereka bertemu.
            Youngmin dan Sarah.
            Gugup setengah mati, Sarah langsung berusaha menutupi wajahnya dengan punggung orang yang berdiri di depannya. Ia yakin bahwa dirinya dikenali oleh Youngmin, karen tatapannya benar-benar terarah kepadanya bahkan setelah ia menyembunyikan wajahnya di balik punggung orang lain.
            “Nara... Nara...” Panggil Sarah sambil menarik lengan Nara.
            “Apa?” Sahut Nara tanpa  menengok ke arah Sarah.
            “ Youngmin ngeliat aku!!”
            “Gak mungkin!” Jawab Nara langsung. Matanya masih terfokus pada konser BOYFRIEND  yang masih berlangsung.
            Melihat reaksi Nara yang sepertinya tidak mendengarkannya, diam-diam Sarah keluar dari area konser dan segera berlari ke toilet terdekat. Sesampainya disana, cepat-cepat ia cuci wajahnya untuk membuang sial. Ia terus berdoa pada Tuhan agar Youngmin tadi sebenarnya tidak melihatnya dan semua itu hanya perasaannya saja.
            Setelah merasa lega, Sarah keluar dari toilet tersebut. Rambutnya masih berantakan walaupun wajah pucatnya berkurang. Beberapa langkah berjalan, Sarah dikejutkan dengan munculnya sesosok cowok yang memang sangat harapkan ada di depannya sekarang.
            “ASTAGA! L.Joe sunbae!!” Teriak Sarah.
            L.Joe tersenyum. Tujudannya untuk membuat Sarah kaget akhirnya tercapai.
            “Sunbae kenapa disini?” Tanya Sarah.
            L.Joe menggeleng. “Aku dengar kamu mau nonton konser ini makanya aku datang.”
            Sarah mengangguk-angguk.
            “Tapi sebenarnya ada satu hal yang ingin aku bicarakan sama kamu.” Ucap L.Joe serius. “Kamu gk akan marah kan kalau aku bilang hal ini ke kamu?”
            Sarah tersentak. Selama sesaat otaknya terus bertanya-tanya hal apa itu. “Emmm... Gak lah, tenang aja. Aku bukan orang yang akan marah kalau...”
            “Aku suka kamu Sar,” Ucap L.Joe lagsung. “Kamu gak marah kan?”
            Sarah kaget sampai rasanya jantungnya mau copot. Ia menutup matanya untuk beberapa saat kemudian membukanya dan berharap perkataan barusan hanya halusinasinya.
            “Gimana Sar? Aku sih gak butuh jawab  kamu sekarang, aku Cuma ingin mengungkapkan semuanya ke kamu.” L.Joe tersebyum. “Ke Lobby yuk, kita ngobrol-ngobrol disana.”
            Setelah beberapa saat bercakap-cakap dengan suasana yang agak canggung dari pihak sarah sampai akhirnya Konser itu berakhir, Sarah dan L.Joe memutuskan untuk kembali ke pintu masuk area konser untuk menunggu Nara keluar.  Saking banyaknya orang-orang yang keluar dari ruangan itu membuat Sarah agak kebingungan dan kesusahan mencari-cari Nara.
            “Jang Nara!” Kata Sarah akhirnya. “Kenapa lama banget sih?”
            Nara tersenyum tanpa rasa bersalah. Sarah memang kesal dan sangat ingin memarahi Nara kerena telah membuatnya menunggu lama, namun banyaknya orang di sekitarnya dan keberadaan L.Joe membuatnya memutuskan untuk menahan amarahnya sampai dirinya dan Nara hanya berdua saja.
            “Kamu ngapain aja? Kok bisa lama gitu didalam?” Tanya L.Joe.
            Nara yang belum menyadari keberadaan L.Joe langsung terlonjak kaget.
            “L... L.Joe sunbae!” Teriak Sarah.
            “Apa yang sunbae lakukan disini?” Tanya Nara. Matanya menatap L.Joe kemudian berganti ke Sarah. “Dengan Sarah?”
            L.Joe hanya tersenyum dan berusaha mengalihkan pembicaraan. “Kamu tadi ngapain aja? Kita lumayan lama loh nunggu disini.”
            “Ah... Eh...” Nara jadi salah tingkah dengan pertanyaan L.Joe yang sama untuk kedua kalinya.
            Sebelum Nara sempat berbicara, suara teriakan dan jeritan tiba-tiba muncul dari segala arah. Enam cowok berpakaian serba hitam berjalan mendekati Sarah dan lainnya. Di paling depan dalam kelompok cowok tersebut, berjalanlah seseorang yang amat Sarah kenal dan Sarah hindari selama beberapa minggu ini.
            YOUNGMIN.
            Nama itu langsung terlitas di benak Sarah saat melihat seseorang yang berada di paling depan barisan itu. Dengan cepat Sarah menarik lengan Nara dan L.Joe, bermaksud untuk pergi dari sana secepatnya. Namun sia-sia saja, kaki Youngmin yang panjang dan langkah-langkahnya yang cepat membuat Sarah tersusul. Dapat diraskannya tangannya ditarik seseorang sampai langkahnya terhenti.
            “Sarah, aku mau ngomong.” Ucap Youngmin ketika berhasil menarik lengan Sarah.
            Sarah hanya diam dan berusaha untuk melepaskan tangannya dari cengkraman tangan Youngmin walaupun ia tahu bahwa itu hanya sia-sia.
            “Sarah,” Panggil Youngmin. “Aku... Suka sama kamu.”
            Medengar ucapan Youngmin tersebut tubuh Sarah langsung menegang. Pertanyaannya selama ini tentang apakah Yongmin menyukainya atau tidak  terjawab sudah. Tanpa Sarah sadari air matanya turun tanpa sebab.
            Ditengah keheningan, L.Joe segera melepas genggama tangan Sarah dari Youngmin tanpa meminta persetujuan dari sang empunya tangan. Ditarikanya Tangan Sarah keluar dari area gedung bersama Nara mengikuti dari belakang. Tepat di depan mobil L.Joe, tiba-tiba tangis Sarah meledak.
            Dalam tangisnya Sarah menatap L.Joe.
            “Sunbae, aku...”
            L.Joe menatapnya. Menunggu kelajutan dari perkataan Sarah.
            “Aku....”
            “Ya?” Tanya L.Joe lembut yang hampir seperti bisikan.
            “Aku...”
            “SARAH!”
            Suara teriakan yang tiba-tiba menhentikan perkataan Sarah. Sarah langsung berbalik dan mencari sumber suara yang memanggilnya. Di tengah kegelapan, dapat dilihatnya Youngmin sedang berdiri menatapnya.
            “SARAH!!” Panggil Youngmin lagi, namun kali  ini lebih keras.
            “SAR....”
            “BERHENTI PANGGIL NAMA AKU!!” Teriak Sarah histeris yang kontan membuat Youngmin, L.Joe bahkan Nara kaget mendengarnya.
            Youngmin maju beberapa langkah lebih dekat. Tangannya gemetaran.
            “aku suka kamu Sar. Aku Cinta sama kamu.”
            Sarah menatap Youngmin tak percaya. Ia memang pernah bertanya-tany apakah Youngmin mencintainya, namun ia tidak  mebayangkan bahwa Youngmin akan menyatakan cinta kepadanya, bahkan berkali-kali. Bahkan setelah kasus ‘tengah lapangan’ yang membuat Sarah membenci Youngmin setengah mati bahkan bermaksud menjauhinya, Youngmin masih tetap mecintainya.
            Perlahan-lahan suatu perasaan asing menjalari tubuh Sarah dan entah mengapa hati Sarah merasa sangat lega. Ketika Sarah bermaksud untuk mendekat sedikit ke Youngmin, sebuah tangan menghalangi jalannya.
            “Su... Sunbae....”
            L.Joe menatap Sarah. “Kamu gak perlu kesana kalau kamu memang gak mau.”
            Di tengah kebimbangan Sarah, L.Joe maju mendekati Youngmin. Tangannya terkepal, bersiap-siap untuk keadaan yang berbahaya.
            “Jauhi Sarah! Yang kamu bisa lakukan untuknya hanya membuatnya malu.” Ucap L.Joe tepat di depan Youngmin.
           Youngmin hanya diam. Tatapan matanya hanya terfokus pada sarah yang jaraknya hanya 10 meter darinya.
            “SARAH!!!” Teriak Youngmin.
            BUKK!!
            Sebuah tinju langsung  mendarat di pipi Youngmin ketika ia selesai memanggil Sarah.
            “YOUNGMIN!!” Teriak Sarah histeris.
            “BERHENTI PANGGIL NAMA SARAH! NAMANYA GAK PANTAS DIPANGGIL SAMA ORANG BRESEK KAYAK KAMU!!” Teriak L.Joe berang.
            Melihat hal itu Sarah langsung secepatnya berlari kearah Youngmin, namun tangannya ditarik oleh L.Joe tepat ketika ia mau memegang lengan Youngmin yang sedang terjatuh.
            “Kamu masih mau meghampiri dia?” Tanya L.Joe dengan nada yang ditekan.
            “Aku... Aku...”
            Youngmin berusaha berdiri dan memegang pipinya yang sekarang sembab. Setetes darah juga keluat dari sudut bibirnya.
            “Astaga! Youngmin!!” Teriak sarah begitu dilihatnya sudut bibir Youngmin yang terluka.
            Sarah berusaha menarik lengannya yang masih dicengkram oleh cengkraman erat L.Joe. ia tidak tahan melihat Youngmin terluka walau sebenarnya ia tahu jika sekarang ia menghampiri Youngmin itu sama saja dengan ia mengakui bahwa ia juga menyukai Youngmin.
            Ya, menyukainya. Sarah sadar bahwa ia memang menyukai Youngmin. Seerat apapun sarah berusaha menutup kenyataan itu namun, ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa ia menyukai Youngmin, teman terbaiknya selama ini.
            Sarah menatap L.Joe dengan wajah bersalah. “Sunbae maaf, aku gak bisa membalas perasaan sunbae.”
           

L.Joe mencengkram erat tangan Sarah agar ia tidak berlari ke tempat Youngmin. Ia tidak bisa membuarkan orang yang ia cintai berlari ke cowok lain, tidak boleh! Walau Sarah masih belum miliknya, namun menurutnya cowok yang sekarang ada di depannya ini merupakan cowok brengsek yang harus Sarah jauhi.
            L.Joe dapat merasakan tangan yang ia pegang tidak lagi bergerak-gerak. Beberapa saat kemudian, ia melihat Sarah menatapnya dengan tatapan yang membuatnya takut. Bukannya seram atau apa, namun dengan melihat wajahnya ia mengetahui bahwa nasib buru akan menimpanya sebentar lagi.
            “Sunbae maaf, aku gak bisa membalas perasaan sunbae.” Kata Sarah akhirnya.
            Tubuh L.Joe lemas seketika. Pelan-pelan dilepasnya cengkraman tangan itu. Ia kemudian menatap Sarah sesaat untuk memastikan bahwa perkataan tadi adalah benar. melihat wajah Sarah yang yang mencerminkan keyakinan, L.Joe pelan-pelan menjauhinya. Ia kemudian mendekati Youngmin dan berkata, “Jaga dia, kalau sampai terjadi sesuatu padanya kamulah yang akan aku cari duluan.” Kmeudian ia pergi ke arah mobilnya tanpa menatap Nara yang masih berdiri bingung di depan mobilnya. Dengan cepat ia menyalahkan mobilnya dan pergi.
            Melihat kepergian L.Joe, Sarah cepat-cepat menghampiri Youngmin dan berusaha melihat luka memar dan luka berdarah yang ada pada Youngmin. Setelah dirasa cukup, ia kemudian berbalik ke arah Nara.
            “Nara, kamu punya kotak P3K kan di mobil kamu? Mobil kamu diamana? Tolong panggilin supir kamu dan suruh dia cepat kesini dong, luka Youngmin harus segera diobati kalau gak bisa infeksi terutama luka di bibirnya.” Ucap Sarah pada Nara tanpa jeda.
            Dengan cepat Nara menghibungi supirnya untuk datang ke lokasinya sekarang. Kurang dari 1 menit kemudian, mobil Nara sampai di tempat mereka. Cepat-cepat Sarah mengambil kotak P3K dan mencari oba-obatan yang cocok untuk diolesi di wajah Youngmin.
            Setelah menemukan kapas dan alkohol, Sarah menuntun Youngmin ke tepi dan menyuruhnya untuk menunduk agar Sarah bisa mengobati lukanya.
            “Terima kasih.” Ucap Youngmin setelah Sarah selesai mengobati lukanya.
            Sarah hanya diam dan mencoba untuk menatap ke arah lain.
            “Sarah aku...” Youngmin menelan ludah, “Aku... suka sama kamu.”
            Sarah langsung menatap Youngmin namun kembali menatap kearah lain ketika pandangan matanya dengan Youngmin bertemu.
Youngmin memegang tangan Sarah yang disusul protes keras oleh Sarah dengan berusaha melepaskan tangannya walaupun hasilnya ia kalah dan tangannya tetap beradad di dalam genggaman Youngmin. Kemudian Youngmin mendekati wajahnya ke wajar Sarah.
            “Sarah,” Bisik Youngmin tepat di telinga Sarah, “... Jadi pacar aku ya.”
            Wajah Sarah memerah.  Ia sangat bersyukur karena sekarang hari sudah malam dan penerangan lampu amat kurang untuk Youngmin dapat melihat betapa merahnya wajahnya sekarang.
           
“Youngmin, aku... aku....” Sarah tergugup. “Aku... Ya, Aku mau.”
            Youngmin tersenyum lebut kemudian menarik Sarah kedalam pelukannya. “Aku sayang kamu Sar, dan aku berjanji gak akan pernah lepasi kamu untuk selama-lamanya.”
             Kemudian semuanya benar-benar terjadi dalam sekejap. Ditengah gelapnya malam penuh bintang, Youngmin mencium bibir Sarah dengan ciuman penuh cinta dan tanpa ragu Sarah-pun membalas ciuman itu. Ciuman ketiga mereka namu merupakan ciuman pertama mereka sebagai sepasang kekasih.
            Sarah kemudian langsung menarik tubuhnya ketika ia menyadari bahwa Nara sedang berada tidak jauh darinya dan menonton semua yang ia bicarakan dan lakukan dengan Youngmin.
            Nara merasa canggung dan bingung ketika mengetahui bahwa dirinyalah penyebab ciuman Sarah dan Youngmin berakhir. Cepat-cepat ia melangkah mundur dan berkata, “Emmm... Sar aku tinggal ya, kamu pulang sama Youngmin aja dan... Tolong teruskan yang tadi, jangan sungkan-sungkan, he.. he..”
            Nara kemudian berlari kearah mobilnya dan dengan cepat mobil tersebut meluncur pergi.
            Youngmin menatap Sarah kemudian memegang bahunya. “Kamu dengar apa yang Nara bilang tadi?”
            Sara menatap Youngmin kebingungan. “Apa?”
            “Kita disuruh.... terusin ciuman yang tadi.” Ucap Youngmin yang terdengar seperti bisikan bagi Sarah
            Wajah Sarah kembali memerah. Sarah menatap wajah Youngmin dengan berpura-pura marah. “Youngmin! Awas kamu ya!!”
            Sarah mengejar Youngmin yang sedang berlari menghindarinya. Akhirnya Youngmin menyadari bahwa gadis inilah yang memang ditakdirkan Tuhan untuk tinggal bersamanya. Gadis yang selama hidupnya telah dikenalnya, bahkan sebelum ia lahir ke dunia. Gadis yang selalu menemaninya disaat suka maupun duka. ‘Terimakasih Tuhan telah menyatukan kami.’ Ucap Youngmin dalam hati

Sarah mengatur nafasnya yang terengah-engah, mengejar Youngmin memang bukan hal yang mudah apalagi otaknya sedang sibuk mengatur kata-kata untuk berterimakasih pada Tuhan yang telah memberikannya Youngmin di sepanjang hidupnya. Orang yang telah dikenalnya bahkan sebelum ia lahir kedunia dan yang selalu menemaninya saat suka dan duka. ‘Terima kasih Tuhan telah menyatukan kami.’ Ucap Sarah dalam hati.


to be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar